Perundingan Dua Korea Buntu

Nasional / 12 December 2005

Kalangan Sendiri

Perundingan Dua Korea Buntu

Puji Astuti Official Writer
5469

JAWABAN.com - KAESONG - Pertemuan antara dua Korea di Kaesong, Korea Utara, tidak menunjukkan perkembangan menggembirakan. Kemarin, pertemuan tersebut sudah berakhir, namun kedua negara di Semenanjung Korea itu tidak bisa menyamakan perbedaan yang mereka miliki. Bahkan, harapan Korsel membujuk Korut kembali ke perundingan enam negara pupus.

Kebuntuan pertemuan tersebut terlihat pada sikap masing-masing delegasi. Rencananya, mereka melakukan jamuan makan siang bersama. Namun, tanpa alasan jelas, acara itu dibatalkan dan kedua delegasi makan sendiri-sendiri.

Seorang pejabat Korsel yang enggan menyebutkan namanya mengaku, negosiasi berjalan cukup alot. Pada saat ditanya mengenai kelanjutan perundingan masalah nuklir Korut atau pertemuan tingkat menteri yang ditawarkan Korsel, delegasi Korut tidak bisa memastikan. "Perundingannya cukup sulit, tapi kita tidak boleh pesimistis," ujar pejabat tersebut.

"Kami sudah meminta Korut menjadikan Semenanjung Korea bebas nuklir dan melanjutkan perundingan enam negara secepatnya. Namun tampaknya, masih diperlukan pertemuan yang lebih sering untuk membicarakan masalah ini," ujar Wakil Menteri Unifikasi Korsel Rhee Bong-jo. Dia mengaku pernah mengirimkan dokumen kesepakatan ke Korut Juni lalu untuk memperingati pertemuan Inter Korea yang kelima. Namun hingga kini, tidak ada kejelasan mengenai kesepakatan tersebut.

Tekanan agar Korut kembali ke perundingan enam negara menguat. Perundingan yang melibatkan Cina, AS, Korut, Korsel, Rusia, dan Jepang tersebut diawali Agustus 2003. Namun, peundingan itu macet karena Korut tidak menghadiri putaran ketiga September tahun lalu.

Senin kemarin, Korsel berusaha mengajukan kesepakatan baru mengenai kembalinya Korut ke perundingan enam negara. Kabarnya, kesepakatan itu menyangkut pemberian bantuan Korsel ke Korut jika negara yang dipimpin Kim Jong-ill tersebut bersedia kembali ke perundingan enam negara.

Sementara itu, harian Jepang Nihon Keizai kemarin melaporkan, Korut telah meminta bantuan China guna mengatur kunjungan Menlu AS Condolezza Rice ke Korut untuk membicarakan masalah nuklir. Namun, kabar tersebut dibantah AS. Mereka tetap berpegang pada sikapnya dan tidak mau melakukan pembicaraan dengan Korut di luar konteks perundingan enam negara. China juga membantah isu tersebut. "Terlalu imajinatif," ujar Jubir Deplu China Kong Quan.

Tapi, itu bukan berarti tidak mungkin. "Kami berharap, keduanya mau berhubungan secara langsung agar tercipta rasa saling percaya dan pengertian," lanjutnya lagi.

Masalah nuklir Korut terus mendapat perhatian dunia internasional. Apalagi sejak minggu lalu, mereka menyatakan telah memindahkan batangan bahan baku nuklir dari pabriknya untuk diproses lebih lanjut. Mereka bersedia kembali jika AS mencabut kebijakan terhadap Korut yang dinilai terlalu bermusuhan. Namun, AS tidak bersedia hingga perundingan itu tidak bisa dilanjutkan.(joe)

Sumber : ap/afp/indopos/reuter
Halaman :
1

Ikuti Kami